Pages

  • Home
  • About
  • Blog Insight
  • Awesome Tips
  • Soliloquy
  • Book Review
  • Freebies

Dancing Rain in the Autumn


Hayooo sudah nabung apa untuk pulang ke akhirat? 
Mari mari kita sama-sama bertanya pada diri. 
Apa saja ya yang sudah kita himpun untuk mencukupi perbekalan pulang? 

Semoga waktu yang penulis luangkan untuk menulis ini dan waktu yang kalian luangkan untuk membaca ini bisa menjadi salah satu himpunan yang menggenapkan perbekalan pulang ya, aamiin...

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Credit: Unknown

Pada sesi tanya jawab dalam dauroh tentang musik yang diisi oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, seorang ikhwan yang mungkin kira-kira dari suaranya berumur 20-an tahun bertanya pada ustadz. Sebelum dia mengajukan pertanyaan, terlebih dahulu ia sedikit membeberkan curahan hatinya.

Begini kurang lebih pernyataan dan pertanyaannya:

Penanya: "Ustadz, saya ini telah berkecimpung di dunia musik kurang lebih 10 tahun. Tapi kini saya sudah mulai meninggalkan musik sedikit demi sedikit. Sayangnya Ustadz, ketika saya ingin berusaha meninggalkan kebiasaan bermusik ada saja ujiannya. Teman-teman saya sering meminta pendapat saya tentang musik-musik yang baru saja mereka produksi, jadi kan mau tidak mau saya harus melihat kontennya, ..."

Lantas sang penanya melanjutkan curhatnya itu hingga akhir dan ditutup dengan pertanyaan, "Jadi bagaimana ya Ustadz agar saya benci pada musik?"

Singkat cerita, Ustadz menjawab pertanyaan itu, "Memang susah mas kalau sudah 10 tahun bermusik lantas kita mau meninggalkannya. Bayangkan saja bagaimana kita dibesarkan, dari kecil semenjak TK kita suadah akrab dengan musik (kemudian dilanjutkan Ustadz dengan menirukan suara alunan musik yang membuat peserta dauroh terkekeh)."

Ustadz tidak berhenti di situ, Ustadz Badrusalam lalu melanjutkan jawabannya dengan bertanya balik pada sang penanya, "Lantas kalau memang mas mau berhenti dari musik bagaimana kedekatan mas dengan Al Qur'an? Coba Ramadhan kemarin sudah berapa kali khatam?"

Sang penanya menjawab yang pada intinya ia memang sampai sejauh ini masih sedikit sekali berinteraksi dengan Al Qur'an. Jawaban penanya ini tentu saja langsung disambut dengan hujan nasehat oleh Ustadz Badrusalam, "Bagaimana mungkin kita akan berhenti dari musik kalau kita tidak meningkatkan interaksi kita dengan Al Qur'an. Dulu kita tahu nikmatnya bermain musik, sementara sekarang kita belum tahu nikmatnya membaca Al Qur'an. Sedikit demi sedikit kita harus terus berinteraksi dengan Al Qur'an hingga suatu saat nanti kita akan mearasakan nikmat yang lebih nikmat dari pada bermain musik, yaitu membaca Al Qur'an.

Catatan:
Potongan percakapan dalam dauroh ini telah penulis sesuaikan redaksinya. Sehingga jikalau pembaca menemukan banyak kesalahan, penulis mohon maaf dan kepada Allah penulis mohon ampun.

Bagi kalian yang penasaran bagaimana untuk bisa move on dari musik dan ingin menggapai kenikmatan membaca Al Qur'an, ini dia kajian yang dijamin dengan izin Allah membuat kalian lebih rindu pada kalam Allah dari pada musik:

1. Semua Suka Musik?



2. Bagi "Aku" Musik itu Halal



3. Seruling Setan


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Masjid Nurul Iman, Blok M Square Lantai 7

Kami menyebut taman surga dunia itu Majelis Ilmu. Karena di sana kan kau dapati nama Allah banyak sekali disebut. Kau juga menemukan manusia-manusia biasa tapi beraura langit. Itu kau temukan pada mereka yang walau hanya melihatnya saja seketika membuatmu rindu akan Rabb-mu.

Di sini aku semakin banyak belajar. Aku belajar bagaimana menjadi orang yang baik sekaligus belajar untuk tidak bergantung pada orang yang baik. Sebab sebaik apapun seorang insan diciptakan Rabbnya, maka ia tetaplah manusia pada fitrahnya. Mereka lemah lagi bodoh. Mereka juga miskin lagi kikir. 

Tidakkah itu mengajarkan kita sesuatu? Ya, kita menjadi belajar bahwa sesungguhnya hanya Allah tempat bergantung, hanya Allah Sang Rabb yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Kaya, dan Maha Memberi juga Mengasihi lagi Menyayangi.

Bersyukurlah bagi kita yang Allah mudahkan langkah-langkahnya untuk menghadiri taman surga dunia ini. Betapa telah kita saksikan ada banyak sekali manusia di luar sana yang lebih banyak disibukkan oleh urusan dunia mereka. Aku rasa kita patut mengasihani mereka yang belum pernah tahu rasa nikmat merindukan dan mencintai Allah Azza wa Jalla.

Mungkin mereka rindu dan cinta pada Allah, tapi apakah ia menggebu-gebu? Karena cinta dan rindu orang-orang yang didasari ilmu itu begitu membara dan menggebu. Lantas rasa itu terus membakar semangat kita sebagai hamba untuk terus menerus beramal shalih dan mengharap ridha-Nya. Ingatlah bagaimana Rasulullah, para sahabat, dan para salafus shalih. Merekalah orang-orang yang paling menggebu pada rindu dan cinta Rabbnya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Credit: Edoardo Busti on Unsplash 
Jam di dinding sudah mendekati pukul 11, tetapi aku masih saja terasuk dalam panasnya kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Aku dengar kali ini sidang akan menghadirkan saksi ahli yang mengungkap catatan kriminal Jesica Kumala Wongso di Australia dulu. But wait, oh no!... Aku harus bersegera dan bergegas keluar karena aku harus mengejar idamanku!

Aku menerjang sneakers andalanku dan segera mengenakannya. Kunci pintu, buka gerbang, kunci gerbang, dan go...! Kira-kira aku harus menempuh perjalanan dengan kaki paling kece yang Allah ciptakan ini selama 7 menit. Ini sudah ditambah dengan menaiki jembatan penyebrangan. Sebelum detik-detik menuju jembatan penyebrangan, aku kira tak ada salahnya untuk membeli kopi Goodday.

Kini kaki kece ini siap meluncur ke setiap anak tangga jembatan penyebrangan hingga kemudian ia berakhir kembali di bumi. Baiklah, selanjutnya proses menunggu idamanku, tak lain dan tak bukan ia adalah kopaja #upsMaafMengecewakanEkspektasi.

Aku menunggu dengan bertemankan sebotol Goodday Mochachino dingin, lima menit berselang, sepuluh menit telah berlalu, hingga dua puluh menit menanti sang idaman, ia tak kunjung datang menjemputku. Bahkan, Goodday yang rencannya akan aku minum dingin-dingin di dalam kopaja, kini telah membersamai suhu di jalan raya yang menghangatkan. Ohhh... betapa...

Tanpa pikir panjang lagi, aku lekas berjalan menuju Halte Busway Mampang Prapatan. Singkat cerita, setalah tapat berada di depan lorong menuju automatic gate, aku baru sadar kalaulah tap cash milikku masih bermimpi indah dalam tas laptop. Hiyaaa 

Aku tidak punya pilihan, waktu kian mencekik kesempatan berkendara dengan trasnportasi massal biasa. Baiklah, aku membulatkan tekad, aku menuruni anak tangga halte lalu bersiap untuk kembali berjalan, lagi, menuju perempatan Jalan Kapten Tendean ke arah Pancoran. Terpaksa, aku akhirnya berkendera dengan taksi ke tempat tujuan.

Fiuuuh... peluh rasanya terus menari-nari di sekujur tubuh. Aku sampai khawatir dengan peluh yang berderai-derai ini apakah akan menimbulkan bau semerbak yang aku saja ogah menciumnya? Alhamdulillah, AC taksi membuatku semakin sejuk. Yah, kebahagian di tengah kegentingan, haha!

Taksi terus melaju, ia terus berjalan dengan kecepatan yang tidak cepat, juga tidak lambat, melewati berbagai jalanan dan kendaraan lain. "Jadi, kita mau lewat Asem Baris ya Neng? Itu yang di deket stasiun ya Neng?", tanya sang supir taksi padaku. "Oh iya pak...!", jawabku singkat.

Beberapa menit berselang dalam kesejukan AC taksi, keheningan kembali pecah dengan pertanyaan ringan sang supir padaku, "Abis pulang sekolah Neng?". Kali ini aku menjawab sang supir benar-benar di luar konteks, "Engga Pak mau ke kajian." #payah

Percakapan mini kami terus berlanjut, "Wah alhamdulillah dong Neng!", timpal sang supir taksi setelah mendengar jawabanku yang tidak nyambung. Tetapi, tiba-tiba hati ini tersentak, ups... bahkan aku ini begitu tak bersyukur ya! Lihatlah supir taksi yang sederhana ini saja begitu ringan lisannya untuk mengucap Alhamdulillah atas nikmat hidayah yang membuatku mau datang ke kajian. Hemmm... jadi meleleh...

"Iya... Pak alhamdulillah...", aku membalas komentar supir taksi dengan malu-malu. Beberapa saat kemudian berbagai perasaan campur aduk mnyeruak. Betapa Allah selalu mampu untuk mengajarkan apapun pada kita, salah satunya untuk bersyukur, bahkan melalui hal-hal yang kita anggap sepele.

Aku yakin untuk mengucapkan kalimat alhamdulillah bagi lisan kitapun butuh hidayah, teman-teman. Maka, apalah pula yang kita sombongkan sebagai manusia? Bukankah setiap kebaikan yang ada pada kita itu tidak lain hanya lahir dari izin Allah. Hidayah yang Allah punya saja itu tidak dibagikan secara cuma-cuma. Kita wajib dan dituntut untuk dapat meraihnya. Hidayah sendiri terpecah, bukan hanya hidayah yang terjabar secara global, namun ada pula hidayah yang datang secara terperinci. Lebih dari itu, setelah hidayah terperinci hadir dalam diri, kita masih membutuhkan hidayah lain, yaitu hidayah untuk mengamalkannya dan hidayah untuk terus istiqamah.


Credit: Google
Bukankah Allah adalah Rabb yang paling mencintai pujian? Lalu, adakah pujian yang lebih agung dari ucapan alhamdulillah? Betapa... terlalu sering aku mengabaikan kalimat sederhana yang penuh makna ini ketika dihadapkan pada segala situasi terutama pada nikmat-nikmat yang Allah titipkan.

Semoga kita semakin sadar ya awesome readers untuk dapat senantiasa memuji Allah pada setiap keadaan, baik ketika suka maupun duka, aamiin...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
بسم الله الرحمن الرحيم

Dancing Rain in the Autumn, blog yang berjejal mimpi untuk dapat menginspirasi dan meradiasi banyak kebaikan. Blog ini ditulis oleh Esy Andriyani. Dalam blog ini, Esy merangkai bermacam gagasan dan observasi mininya sebagai manusia biasa.

... سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ...
... Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami ...
(Q.S. Al Baqarah: 32)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts

About

Hi there!
I am Esy Andriyani
This is my personal blog. I endeavor to assemble miscellaneous notions and observations as a mere human being. Well, feel free! Serve yourself...

Let's Stay in Touch

Featured Post

Perpetual Rain

Labels

  • Awesome Tips (2)
  • Blog Insight (15)
  • Book Review (5)
  • Digital Media & Social Construction (13)
  • Freebies (1)
  • Miscellaneous (5)
  • Soliloquy (7)

Bloom Beautifully

Popular Posts

  • Al Baqarah 152-157
  • Tidak Akan Pernah Kenyang dari Al Qur'an
  • Watermelon, Carrot, Parsley Juice
  • Hanya Sebab
  • Free Quran Wallpapers 2020

Free Quran Wallpapers

Awesome Sites

  • Kisah Muslim
    Abu Malik al-Asy’ari - Kita akan berbicara tentang seorang sahabat yang bernama Ka’ab bin Ashim radhiallahu ‘anhu. Kun-yahnya Abu Malik. Ia berasal dari kabilah ... Selengkapnya...
    1 week ago
  • Muslim.Or.Id
    Hukum Basmalah Saat Memulai Wudu - Ada dua pendapat ulama tentang hukum membaca bismillah (basmalah) ketika memulai wudhu : The post Hukum Basmalah Saat Memulai Wudu appeared first on Musl...
    10 hours ago
  • Muslimah.Or.Id
    Mensyukuri Nikmat Allah - Bersyukur pada Allah tidak hanya saat kondisi baik, namun pada kondisi buruk sekalipun harus tetap bersyukur karena Allah masih memberi kita nikmat kehid...
    22 hours ago
  • Qur'anic Reflections
    A Fulfilment - الحمدلله الذي بنعمته تتم الصالحات By the grace and favour of Allāh upon me, I’ve successfully completed my Master’s Degree in ʿUlūm al-Qurʾān and Tafsīr....
    5 months ago
  • Radio Rodja
    Nasihat Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan - Nasihat Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan adalah Kajian bersama Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas pada hari Sabtu, 27 Sya’ban 1442 H / 10 April 2021 M. Cer...
    1 day ago
  • Rumaysho
    Keutamaan dan Catatan Mengenai Fikih Shalat Tarawih - Rumaysho.Com - Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat Ini bahasan menarik mengenai keutamaan Shalat Tarawih dan fikih shalat tarawih. Keutamaan Shalat Tarawih...
    3 days ago

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (14)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (3)
  • ►  2019 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (9)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ▼  2016 (5)
    • ▼  December (3)
      • Tabungan Akhirat
      • Yakin? Musik Lebih Nikmat dari Al Qur'an?
      • Taman Surga Dunia
    • ►  August (1)
      • Alhamdulillah: Me vs Supir Taksi
    • ►  April (1)
      • About

Contact Form

Name

Email *

Message *

Created with by ThemeXpose