Endorphin
![]() |
Credit: Unsplash |
Bersahabat lebih dari sekadar hubungan secara interpersonal. Persahabatan adalah hubungan saling menyayangi antara satu sahabat dengan sahabat yang lainnya. Persahabatan bahkan telah menjadi objek studi beberapa disiplin ilmu, seperti ilmu komunikasi, psikologi sosial, sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lain yang semisal.
Oia... secara mengejutkan, awesome writer baru tahu kalau PBB telah menetapkan tanggal 30 Juli sebagai Hari Persahabatan. Hari tersebut merupakan usulan dari UNESCO pada PBB. Hari Persahabatan menurut mereka adalah simbol untuk melawan kekerasan dan mencegah pertikaian dengan melihat pada akar masalah. Selain itu, mereka percaya akan pentingnya gagasan mulia nan bermakna yang terkandung dalam persabahatan bagi manusia di seluruh dunia.
Well, personally, awesome writer tidak begitu menaruh perhatian serius akan gagasan PBB tersebut. Awesome writer percaya bahwa setiap hari adalah hari yang bisa kita manfaatkan untuk bersahabat. Selain itu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak pernah mencontohkan hari semacam ini. Hmmm, well pengetahuan di atas just FYI aja, yah awesome readers.
![]() |
Credit: Yourtango |
Yaps, mereka persis seperti endorphin, senyawa kimia yang menjauhkan kita dari emosi yang buruk lantas menjaga imunitas tubuh. They help us to deal with pains, to laugh more, and to learn something new. Beside, what I love even more is how they attach you to Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, hingga hari ini awesome writer telah dianugerahi 'banyak' sahabat. Yah, walaupun kata 'banyak' dalam kalimat sebelum ini bermakna subjektif, tapi bagi awesome writer kata tersebut tetap bermakna literal. Ups! Pardon me for making you blind with my science, ahaha...
Nah, hanya saja persahabatan sebagai penghasil kebahagian tidak berdiri sendiri. Persahabatan yang kuat mewajibkan para pelakunya membangun hubungan mereka dengan baik. Selain itu, mereka tak jarang harus dibentur oleh beberapa guncangan. Kadang mereka bisa saling terluka dan melukai. Tetapi, guncangan-guncangan itu justru mungkin bisa menjadi perekat yang lebih erat bagi ikatan persahabatan. Karena pasca guncangan yang membentur, kita cenderung berintropeksi untuk kemudian lebih mengerti satu sama lain.
![]() |
Credit: Yourtango |
Usia yang semakin matang akan menghadapkan kita pada dunia yang lebih kompleks, seperti pernikahan, pekerjaan, dan semacamnya. Ketika kita atau salah satu sahabat kita membina rumah tangga, maka secara otomatis mereka akan more concern about their new life chapters. Tak jauh bedanya ketika sahabat kita atau diri kita sibuk dalam dunia kerja, maka waktu kita akan lebih banyak tersita di atas meja kerja. Dengan begitu, quality time dan komunikasi yang baik harus menjadi solusi agar persahabatan yang telah dibina tetap rekat.
Nah, awesome readers, ada hal yang lebih mengejutkan tentang faktor usia sebagai faktor keretakan persahabatan. Faktor tersebut rupanya sekaligus bisa berubah menjadi faktor yang membuat persahabatan semanis persahabatan ala remaja. Studi mengatakan bahwa dengan semkain menuanya kita, maka kebutuhan untuk bersahabat akan kembali memuncak. Ketika kita telah tiba di masa pensiun dan anak-anak sudah bertumbuh dewasa, teman lama akan sangat menyenangkan untuk kembali ditemukan. Yah begitulah... hehe...
Well okay finally shalihah yet bear in mind! Faktor terbesar kebahagiaan setiap kita tidak lain adalah Rabb yang telah menciptakan kita. Allah, Dialah Dzat yang senantiasa akan menjadi eternal happiness kita. Semoga kita termasuk hamba yang ditakdirkan-Nya berbahagia, baik di dunia, dan terlebih di akhirat, ya... aamiin...
Wanna some more???
"Persahabatan Sebuah Ladang Pembelajaran"
Referensi :
Beck, Julie. (2015). How Friendship Changes in Adulthood. Diakses pada 3 Januari 2018, dari https://www.theatlantic.com/health/archive/2015/10/how-friendships-change-over-time-in-adulthood/411466/.
0 comments