Pages

  • Home
  • About
  • Blog Insight
  • Awesome Tips
  • Soliloquy
  • Book Review
  • Freebies

Dancing Rain in the Autumn

Credit: Anna on Unsplash
Bermimpilah... "Hidup tanpa mimpi adalah sebuah tragedi," begitu kata Andrea Hirata. Tanpa mimpi, seseorang mati dari segala ambisi. Mereka merana akibat tandusnya tujuan penciptaan. Mereka tak tergerak untuk pergi mengembara. Mereka hanya mempecundangi diri mereka sendiri.

Sementara, orang yang hidup dengan mimpinya akan tumbuh dalam keberanian yang tangguh. Mereka bertahan dengan ketabahan yang teguh. Mereka sulit merasa lelah dari penatnya dunia. Mereka penemu ulung kebahagiaan di tengah duri-duri ujian kehidupan.

Yah, bermimpilah...
memang begitulah menakjubkannya mimpi...
dan tiada mimpi paling menakjubkan selain menatap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala
Rabb semesta alam raya, di Jannah-Nya nanti...

Sebagian besar manusia mengaku kalau mereka adalah pemimpi. Mereka berbicara tentang mimpi-mimpi mereka. Lalu waktu berlalu dan mereka masih berbicara tentang mimpinya. Padahal, mimpi punya konsekuensi untuk berkonfigurasi. Karena jika tidak demikian, maka ia hanya akan menguar kemudian hampa.

Mimpi mempersyaratkan pengorbanan. Semakin tinggi mimpi yang kau tambatkan, sebesar itu pulalah pengorbanan yang harus kau tunaikan. Kabar baiknya, semakin besar pengorbanan yang kau buat, maka semakin engaku dekat pada mimpi yang kau tambat.

Lihatlah para pemimpi besar setelah generasi para nabi dan rasul. Lihatlah bagaimana mereka berkorban demi impian paling mewah. Apalah lagi mimpi paling mewah selain Jannah, kawan? Tidak, tidak akan ada yang lebih menawan dari itu!

Kalaulah bukan karena mimpi mereka yang besar, maka tak akan sekali-kali mereka menyisihkan harta barang satu dirhampun demi tegaknya kalimat Tauhid. Kalaulah bukan karena mimpi mereka yang besar, maka tak akan sekali-kali mereka menyingkirkan satu detikpun waktu istirahat demi sejahteranya umat. Kalaulah bukan karena mimpi mereka yang besar, maka tak akan sekali-kali mereka meninggalkan kampung halaman dan berhijrah menuju tanah yang asing.

Yah, begitulah para pemimpi besar nan mulia...
mereka selalu menambatkan impian terbesar pada rahmat dan keridhaan Rabbnya...
begitulah mereka yang sebaliknya membuat dunia ini penat
karena besarnya impian yang mereka tambat

Tetaplah bermimpi kawan dan bermimpilah untuk menjadi hamba-Nya yang paling baik amalnya. Dialah Dzat yang tak mungkin menyia-nyiakan mimpimu itu. Adapun mimpi yang selama ini belum kau dapati, maka bersabarlah dan tetap berkhusnudzan pada-Nya. Karena kita terlalu lemah untuk menebak hadiah besar yang sedang Allah persiapkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menolong kita menjadi satu di antara pemimpi besar nan mulia-Nya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Credit: Rodion Kustaev on Unsplash
Sebagian dari makhluk-Nya

Allah lebihkan dari makhluk yang lainnya...

Allah lebihkan sebagian manusia 
dari manusia yang lainnya...
Maka, tak perlu heran dengan keutamaan para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

Allah lebihkan sebagian malam 
dari malam yang lainnya...
Dengannya, Allah ciptakan Malam Lailatul Qadar

Allah lebihkan sebagian tempat
dari tempat yang lainnya...
Sehingga, Makkah menjadi satu di antara tiga tempat paling kudus bagi seluruh alam raya

Demikian pula rizki
Allah melebihkannya bagi sebagian makhluk dari yang lainnya...

Lantas, adalah sesuatu dimana Allah membagikannya
sebagaimana Dia membagikan rizki hamba-Nya...

Kalian tahu apa itu?
Ialah hati yang rupawan...

Hati yang akan membawa keselamatan bagi pemiliknya
karena ia bersih dari noda-noda kesyirikan
karena ia bening dari bercak-bercak kekufuran
karena ia jernih dari titik-titik hasad

Maka, betapa beruntungnya 
bagi mereka yang menguasai hatinya
sehingga hatinya tetap berparas rupawan 


"Cantik Itu (Belum) Cukup"

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Credit: Unsplash
Kehidupan? Apa yang kalian bayangkan, awesome readers, ketika membenak tentang kehidupan? Apakah kehidupan itu adalah hasrat dalam menggapai impian? Apakah kehidupan itu adalah melodrama yang tak berkesudahan? Yah, kalian berhak memaknainya sekehendak kalian.

Tetapi, kalian tentu pernah mendengar sebuah uajran, bukan? Ujaran yang menuding bahwa  sejatinya kehidupan adalah ujian.  Bahkan, ketika yang hidup diseret menuju tempat peristirahatannya, sejatinya ia tak benar-benar beristirahat. Tetapi, ia sedang menanti. Menanti datangnya hari kiamat. Sementara, dalam penantian itu, kita akan disuguhi pertanyaan-pertanyaan yang menguji keimanan.

Awesome readers, sungguh ujaran itu benar adanya. Kehidupan ini akan senatiasa membersamai kita dengan beragam ujian. Ujian berupa kesulitan atau bahkan ujian kenikmatan. Inilah kehendak Allah. 

Pada hakikatnya, setiap ujian yang Allah berikan adalah penakar. Penakar yang mengukur siapa di antara hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam ikrarnya. Penakar yang membuktikan siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya.

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. (Q.S. Al 'Ankabut: 1-2)

Hmmm... walaupun begitu, sejujurnya awesome writer tetap saja antipati ketika mendengar istilah ujian. Huuu... agak ngeri dan membuat jantung berdegup-degup. Hehehe #serius

Nah, awesome readers, sebagian ujian kehidupan akan merampas kenikmatan yang telah kita punyai. Sebagian ujian yang lain menuntut kita untuk bersyukur terhadap kepunyaan kita. Eh... tapi apa yang kita "punya" di sini, dunia ini, lebih tepatnya bukan kepunyaan kita, melainkan titipan dari Allah Al Khaliq.

Oia, kalian tentu tahu kan, awesome readers? Bagaimanapun "ujian" mendesak pesertanya agar memiliki persiapan yang matang. Kalaupun persiapan yang dihimpun belum matang, maka setidaknya ia harus cukup. Sedangkan, untuk mengerahkan beragam persiapan itu butuh upaya yang tidak enteng. Maka, di sinilah kita harus sadar bahwa kita selalu butuh pertolongan Allah.

Yah begitulah...

Sungguh, mustahil bagi kita untuk mengelak dari ujian kehidupan. Setiap helaan nafas bisa jadi bahan ujian, entah syukur atau sabar, atau bahkan keduanya. Maka, menarilah bersamanya! Menari dan ikutilah iramanya dalam membawa kita menuju keridhaan-Nya.

 Sebutir Kelapa atau Sebotol Minyaknya? 
Awesome readers, ada sebuah perumpamaan menarik yang mengilustrasikan hakikat ujian dalam kehidupan. Perumpamaan ini awesome writer peroleh dari artikel apik milik Tunas Ilmu. Berikut ini perumpamaannya dengan beberapa gubahan redaksi.
Harga sebutir buah kelapa dengan harga sebotol minyak kelapa tentu tidak sama. Harga sebotol minyak kelapa lebih mahal berkali-kali lipat. Mengapa harganya bisa jauh berbeda? Padahal, keduanya berasal dari bahan yang sama? Mengapa buah kelapa yang asalnya murah, bisa menjadi mahal, manakala telah menjadi minyak kelapa?

Jawabannya adalah: karena demi menjadi sebotol minyak, maka buah kelapa harus bergulat dengan proses yang panjang dan melelahkan. Ia harus menghadapi ujian-ujian yang berat. Namun, dibalik ujian berat itulah yang menjadikannya lebih bernilai dan berharga mahal.

Buah kelapa yang telah tua mula-mula harus menghantam tanah akibat dicabut dari pohonnya. Begitu membentur tanah, buah kelapa tidaklah dielus-elus, melainkan sabutnya dijambak dan disobek-sobek hingga gundul. Saat sudah gundul, kelapa tadi dihantamkan ke batu agar ia pecah. Lalu buahnya dicungkil dari batok kelapa.

Ujian buah kelapa belum berakhir. Potongan-potongan buah kelapa tadi diparut pada parutan besi yang tajam, hingga rontok berguguran dan berubah menjadi serbuk. Setelah serbuk kelapa menumpuk, ia diperas supaya keluar santannya. Kemudian santan kental itu dipanaskan di atas tungku api hingga mendidih. Sehingga, setelah seluruh proses yang panjang dan melelahkan itulah keluar sebotol minyak kelapa. Sebotol minyak kelapa yang harganya berkali lipat lebih mahal dibanding sebutir buah kelapa tua.

Begitulah ujian hidup, akan membuat seseorang dan umat menjadi lebih bernilai dan berharga mahal.

"Titik Nol"


 Referensi : 
Hadi, Nur Fitri. (2017). Hidup adalah Ujian. Diakses pada 8 Februari 2018, dari https://khotbahjumat.com/4627-hidup-adalah-ujian.html.

Tunas Ilmu. (2017). Ujian Membawa Berkah. Diakses pada 8 Februari 2018, dari http://tunasilmu.com/khotbah-jumat-ujian-membawa-berkah/.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About

Hi there!
I am Esy Andriyani
This is my personal blog. I endeavor to assemble miscellaneous notions and observations as a mere human being. Well, feel free! Serve yourself...

Featured Post

5 Tips Awesome Sebelum Membeli Buku

Labels

  • Awesome Tips (2)
  • Blog Insight (15)
  • Book Review (6)
  • Digital Media & Social Construction (13)
  • Freebies (2)
  • Miscellaneous (6)
  • Soliloquy (7)

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2021 (3)
    • ►  September (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (14)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (3)
  • ►  2019 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
  • ▼  2018 (9)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ▼  February (3)
      • Tak Bermimpi Itu Tragedi, Kawan!
      • Hati Berparas Rupawan
      • Menarilah Bersama Kehidupan
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2016 (5)
    • ►  December (3)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)

Bloom Beautifully

Popular Posts

  • Al Baqarah 152-157
  • Tidak Akan Pernah Kenyang dari Al Qur'an
  • Watermelon, Carrot, Parsley Juice
  • About
  • Alhamdulillah: Me vs Supir Taksi

Free Quran Wallpapers

Awesome Sites

  • Kisah Muslim
    Abul Hakam Rafi’ bin Sinan Radhiallahu ‘Anhu dan Bayinya - Abul Hakam Rafi’ bin Sinan adalah salah seorang sahabat Anshar yang berasal dari kabilah Aus. Ia termasuk salah seorang sahabat ... SelengkapnyaAbul Hakam...
    3 months ago
  • Muslim.Or.Id
    Hukum Puasa Syawal di Hari Jumat Saja - Sebagaimana kita ketahui, terdapat hadits yang melarang kita mengkhususkan puasa sunah di hari Jumat. Bagaimana jika seseorang puasa sunah di bulan Syawa...
    10 hours ago
  • Muslimah.Or.Id
    Alasan Pelaku Maksiat: Saya Belum Dapat Hidayah! - Fatwa Asy-Syaikh Muhammad Shalih Al-’Utsaimin Soal: Seorang pelaku maksiat, ketika diajak kepada kebenaran ia mengatakan, “Sesungguhnya Allah belum menak...
    1 day ago
  • Qur'anic Reflections
    A Fulfilment - الحمدلله الذي بنعمته تتم الصالحات By the grace and favour of Allāh upon me, I’ve successfully completed my Master’s Degree in ʿUlūm al-Qurʾān and Tafsīr....
    1 year ago
  • Radio Rodja
    Khutbah Jumat: Tidak Boleh Memberikan Mudharat - Khutbah Jumat: Tidak Boleh Memberikan Mudharat ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-B...
    2 days ago
  • Rumaysho
    Bolehkah Puasa Syawal, Tetapi Masih Memiliki Utang Puasa Ramadhan Karena Haidh? - Rumaysho.Com - Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat Ini masalah yang sering ditanyakan, apakah boleh puasa Syawal sedangkan masih memiliki utang puasa Ramad...
    1 week ago

Total Pageviews

Awesome Readers

Contact Form

Name

Email *

Message *

Created with by ThemeXpose