Pages

  • Home
  • About
  • Blog Insight
  • Awesome Tips
  • Soliloquy
  • Book Review
  • Freebies

Dancing Rain in the Autumn

Credit: Chirtian Newman on Unsplash
Awesome readers, ada dua orang nenek dan seorang cucu yang mengajarkan pelajaran berharga tentang syukur pada awesome writer. Kita sebut saja mereka sebagai Nenek Melati, Nenek Mawar, dan cucu mereka sebagai Anggrek. 

Nah... sebelum menyelam ke dalam pelajaran tentang kesyukuran, awesome writer ingin sedikit memperkenalkan tokoh kita hari ini terlebih dahulu.

Nenek Melati
Nenek Melati adalah seorang nenek yang berhati lembut dan hidup sederhana. Beliau seorang janda dari prajurit perang kemerdekaan Republik Indonesia. Pada suatu hari, beliau bertemu dengan Nenek Mawar. Bagi Nenek Melati, Nenek Mawar bagaikan orang yang berjasa besar dalam hidupnya dan banyak memberikan bantuan untuknya.

Nenek Mawar
Nenek Mawar adalah tipikal nenek yang keras karena perjuangan hidupnya semenjak kecil yang tidak mudah. Nenek Mawar sendiri gemar mencari peruntungan hidup dari jasa membantu para janda veteran memperoleh uang pensiun mantan suami mereka. Nenek Mawar memiliki banyak sekali pelanggan dan salah satunya adalah Nenek Melati. Nenek Melati dan Nenek Mawar sama-sama hidup sebagai janda veteran dan tinggal jauh di perantauan. Perasaan senasib dan sepenanggungan akhirnya menyebabkan mereka menjadi akrab kemudian mereka saling mempersaudarakan diri mereka.

Sang Cucu Anggrek
Anggrek adalah cucu dari Nenek Mawar. Tetapi, Anggrek juga bisa dikatakan sebagai cucu dari Nenek Melati. Ini karena Nenek Melati yang banyak meluangkan waktunya tinggal bersama di rumah Nenek Mawar. Mereka yang tinggal dan bertumbuh bersama akhirnya menyemai rasa cinta kasih layaknya seorang nenek dan cucu kandungnya.

Anggrek sendiri bisa dikatakan hidup dengan masa kecil yang cukup unik. Ia terpaksa harus terpisah dengan ayah kandungnya karena Nenek Mawar begitu membenci ayahnya. Anggrek kecil bahkan pernah merasa dibenci oleh neneknya sendiri karena mirip sekali dengan wajah ayahnya. 

Walaupun Anggrek dan ayahnya harus terpisah selama lebih dari dua puluhan tahun, tapi apa yang Allah takdirkan terjadi, maka terjadilah. Pada usia yang ke dua puluh empat akhirnya Allah mempertemukan mereka kembali dan tentu saja secara diam-diam.

***

Bercanda yang Tak Bercanda
Pada suatu waktu, Anggrek dan ayahnya melakukan panggilan video untuk melepas rindu. Mereka banyak berbincang tentang perasaan-perasaan mereka, bahkan tentang buah-buah yang ditanam ayahnya di depan pekarangan rumah. Namun, obrolan mereka tanpa sadar tiba-tiba menjadi batu ganjalan di hati Anggrek. Anggrek sendiri kala itu hanya bisa membiarkan perasaannya mengalir begitu juga berbagai kata-kata yang diproduksi ayahnya tentang neneknya. 

Jam berganti jam setelah panggilan video dilakukan, hati Anggrek rasanya sedih dan tidak terima  terhadap perkataan yang ayahnya anggap sebagai bercanda tentang neneknya. Bagi Anggrek, seburuk apapun neneknya dalam kacamatanya, neneknya tetap neneknya. Maka, Anggrek akhirnya bertekad untuk menyampaikan ganjalan di hatinya agar ayahnya memahami dan tidak bercanda lagi dalam "kotak" yang sama. Ia kemudian layangkan rentetan pesan pada ayahnya melalui sebuah aplikasi pesan instan.

Anggrek mengirim pesan pada ayahnya, "Ayah, mohon maaf, tetapi entah kenapa setelah panggilan video kita kemarin ada sesuatu yang mengganjal di hati Anggrek. Bagaimanapun Nenek Mawar adalah nenek Anggrek. 

Beliaulah yang menyeka ingusku ketika aku bocah, beliau yang membiayaiku sekolah, beliau yang menggaji guru ngajiku, beliau yang memberikanku atap untuk berteduh, pakaianku…

Jadi, aku harap ayah tidak bercanda lagi dengan masa silam kita yang pahit itu lalu menyandarkannya pada nenek."

Ayahnya yang membaca pesan dari Anggrek akhirnya meminta maaf. Tetapi, Anggrek kembali menyampaikan bahwa niatnya bukan untuk saling menyalahkan tetapi agar ayahnya paham bahwa neneknya sama penting baginya sebagaimana ayahnya.

Pelajaran tentang Syukur
Setelah drama rentetan pesan dengan ayahnya, Anggrek kemudian membaca kembali pesan yang ia kirim pada ayahnya. Ia kembali membaca daftar kebaikan neneknya. Ia perhatikan satu per satu. Maka, air di pelupuk matanya tak mampu dibendung lagi. Bahkan, ketika mengetikkan untuk pertama kali pada ayahnya tadi saja bulir-bulir air itu tak kuasa untuk ditahan.

Ia kemudian tersadar betapa dirinya tidak akan pernah mampu membalas kebaikan neneknya. Itu baru lima kebaikan yang ia sebutkan dari begitu banyak kebaikan yang sulit sekali untuk dirinci secara mendetil. 

Ia lantas segera saja teringat dengan Nenek Melati. Seorang Nenek yang sabar sekali dalam mengadapi polah dari nenek kandungnya yang keras. Bahkan, Nenek Melati begitu sabar untuk berkhidmat pada nenek kandungnya yang sekarang terbaring lemah karena stroke. 

Anggrek lagi-lagi tersadar, "Oh... inilah yang menjadi bahan bakar bagi Nenek Melati dalam bersabar menghadapi nenekku selama ini: syukur. Iyaah... beliau senantiasa mengingat-ingat berbagai kebaikan yang nenekku berikan, maka beliau bersyukur. Lalu di sanalah beliau temukan indahnya sabar dalam berkhidmat pada neneku. Ya Allah... betapa selama ini aku sangat tidak beryukur baik sebagai seorang cucu apalagi sebagai hamba-Mu"

Penutup
Awesome readers, penggalan episode kehidupan di atas kemudian mengajarkan pada awesome writer tentang firman Allah di dalam Q.S. Ad Dhuha: 11, 

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Coba kalau kita bayangkan diri kita sebagai Anggrek yang mengetik pesan-pesan tersebut. Pesan-pesan yang memperbendaharakan nikmat-nikmat yang selama ini ia dapatkan dari neneknya. Tapi, kita segera tersadar bahwa berbagai nikmat tersebut mustahil kita sebutkan seluruhnya karena neneknya telah menghidupinya selama lebih dari dua puluhan tahun. Bagaimana caranya kita memperbendaharakan semua itu? Itu hal yang mustahil! 

Lalu, coba kita renungkan, kalaulah itu nikmat yang kita terima dari manusia, bagaimana dengan berbagai macam aneka nikmat yang Allah dermakan pada kita? Nikmat Islam, nikmat sunnah, nikmat tubuh yang sehat, nikmat waktu, dan masih banyak lagi. Kita terlalu mustahil memperbendaharakannya. Hmm... jadi ingat Q.S. An Nahl: 18,

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Tetapi, jika kita belajar dari Q.S. Ad Dhuha di atas tentang menyatakan beragam nikmat yang kita dapatkan, maka kita semakin sadar akan perasaan betapa jauhnya kita dari rasa syukur. Perasaan yang akhirnya menjadi bahan bakar kita untuk terus berusaha menghamba kepada Allah dengan sebaik-baiknya. Ya Allah...

Walaupun demikian, menyatakan berbagai nikmat ini ada kaidahnya ya awesome readers. Kaidahnya seperti apa? Alhamdulillah telah banyak dijelaskan oleh para ahli ilmu, misalnya seperti di dalam tulisan Ustadz Yulian Purnama dan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal hafidzahumullah.

Semoga Allah mengampuni penulis yang jauh sekali dari rasa syukur kepada-Nya, kepada orang tua penulis, dan kepada berbagai insan yang telah banyak mendermakan kebaikannya dalam hidup penulis...

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kita hamba yang banyak bersyukur dan bersabar ya, awesome readers... aamiin...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Credit: Daniel Frank on Unsplash
Awesome readers,
kalian sependapatkah jika setiap orang punya fase mereka masing-masing? Iya... mereka punya fase mereka masing-masing dalam belajar, dalam bekerja, dalam meraih cita-cita, dan sebagainya. Jika pertanyaan ini dilayangkan pada awesome writer, maka jawabannya adalah iya. Awesome writer percaya bahwa setiap kita punya fasenya masing-masing terutama dalam berproses untuk mentaati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dalam hal berproses, awesome writer sendiri sebenarnya adalah orang yang cenderung lambat. Hmm... mungkin kalian bisa serupakan dengan siput. Yah, tidak mengapalah, karena yang terpenting tetap berproses. 

Awesome writer menyaksikan aneka fase berproses di antara orang-orang sekitar. Ada mereka yang secepat kilatan cahaya, haha... Ada pula orang-orang yang perlahan tapi pasti. Menurut awesome writer dua fase di antara banyak fase berproses ini memiliki keunikan dan pelajarannya masing-masing. Semuanya dapat dikatakan baik. Tapi, tadi... yang penting tetap dan terus berproses. Biar Allah deh yang nilai usaha kita masing-masing.

Nah... dalam berproses menuju Allah sendiri tu banyak cabangnya, bukan? Salah satunya adalah  proses dalam mencintai firman-firman Allah yang termaktub di dalam Al Qur'an. Maka, ini dia episode kedua yang membuat hati awesome writer gerimis tiada terkira. Sebuah episode tentang Al Qur'an.

Aku Dibuat-Nya Jatuh Cinta Lagi
Awesome writer masih jauh sekali kalau mau dikatakan sebagai penghafal Al Qur'an. Hafalan yang dimiliki saja bisa dihitung menggunakan jari dan itu pun masih harus berulang kali di-muraja'ah. Alhamdulillah...

Perjalanan untuk mencintai Al Qur'an bagi awesome writer bukanlah perjalanan yang mulus. Banyak naik dan turunnya. Ini terutama dan tentu saja akibat dosa-dosa awesome writer. 

Awesome writer hanya bisa memandang iri pada teman-teman yang begitu mudah larut dalam khusyuknya membaca, mentadaburi, dan menghafal Al Qur'an. Perasaan ini terus menguar begitu lama. Memandangi mereka dari kejauhan lalu bercermin dengan penampakan refleksi yang menyedihkan, "Wahai diri, katanya kau cinta pada Rabb-mu? Tapi, kenapa kau tak pernah menikmati setiap waktumu bersama firman-firmanNya? Menyedihkan kau!"

Hari berganti hari, minggu berganti minggu lalu menjadi bulan kemudian tahun. Waktu terus bergulir tanpa rasa cinta yang membuncah pada Al Qur'an. Sungguh, maha benar firman Allah yang bersumpah dengan waktu bahwa manusia berada di atas kerugian.

وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ
Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian,
(Q.S. Al ‘Asr: 1-2)

Hmm... tapi... Allah sungguh Rabb yang Maha Pemurah. Allah dermakan orang-orang istimewa yang secara langsung maupun tidak langsung membuat awesome writer tertampar, meleleh, dan terpantik untuk kembali berjuang mencintai Al Qur'an.

Ayoo... perjalanan itu masih bisa kau tempuh! Jangan putus asa! Kalau tidak hafal, terus hafalkan. Kalau tidak hafal, terus hafalkan dan jangan lupa untuk banyak bertaubat pada Allah. Lalu, berusahalah untuk meninggalkan berbagai hal yang menjauhkanmu dari ayat-ayatNya, wahai diri!

Kau gagal lagi meninggalkan hal-hal yang menjauhkanmu dari Al Qur'an? Ayo usaha lagi, usaha dikencangkan, jangan sampai bosan! Doa terus, jangan sampai putus! Huuhuuu... dan janji Allah itu benar. Dialah Dzat yang tidak pernah menyalahi janji-Nya. 

"... Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” 
(H.R. Bukhari dan Muslim)

Suatu hari di mana tubuh ini rasanya lunglai tak berselera melakukan apapun. Sekadar mengangkat jari saja malas sekali rasanya. Astaghfirullah. Tapi, aku belum menambah hafalan barang satu ayat pun, apalagi muraja'ah. "Ya Allah bagaimana aku ini..."

Jari ini akhirnya memainkan gawai, berseluncur, dan membuka aplikasi yang satu dan lainnya. Jari ini kemudian mampir dan singgah di sebuah aplikasi Instagram. Oke... kita sebut saja langsung agar to the point, hehe...

Awesome writer kala itu tidak punya harapan apapun hanya saja merasa sedih akibat kemalasan yang melanda. Maka, awesome writer mencoba untuk scroll lalu scroll kemudian entah kenapa terpikir untuk membuka sebuah akun. Akun itu bernama Islamqa. 

Awesome writer benar-benar hanya ingin iseng meninjau apakah ada sesuatu yang bermanfaat dan awesome writer pahami di sana. Yah... berhubung saya belum mahir berbahasa Arab, ngintip bolehlah yah. Siapa tahu kan jadi tambah bersemangat karena melihat akunnya ulama.

Okee... awesome writer memasuki akunnya dan menjelajah di dua baris unggahan terbaru. Tapi, tiba-tiba mata ini tertuju pada sebuah unggahan yang menyinggung Qur'an-Qur'an gitu... "Ah, coba kita klik deh, siapa tahu ada manfaatnya buat hidupku yang fana ini."

Wah... masya Allah rupanya unggahan itu adalah unggahan tentang sebuah aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk membangun kedekatan dengan Al Qur'an. "Ahaa... alhamdulillah inilah yang aku butuhin nih..."

Tanpa pikir panjang, awesome writer langsung pergi menuju website penyedia aplikasi tersebut. Karena aplikasi tersebut terpampang di akun ulama, yasudah, awesome writer yang awam ini percaya saja. Bismillah, insya Allah baik... kan niatnya mau mencari kebaikan.

Benarlah... ketika membaca deskripsinya, aplikasi ini begitu menjanjikan. Tetapi, qadarallah aplikasi dalam versi iOS belumlah tersedia. "Yaudah, ga papa deh, kita cobain versi web app-nya dulu aja. Kan nanti kalau sudah release mereka kirim e-mail." 

Yawis, aplikasi versi web akhirnya diuji coba. Maka, di sinilah semua keajaiban itu bermula. Pada halaman pertama aplikasi tersebut ada sebuah gambar yang rasanya menampar sekaligus membuat hati ini lagi-lagi gerimis karena Allah.

Sebuah gambar yang membuat awesome writer tidak bisa tidak merasa dihampiri Allah dengan berjalan cepat. Padahal, awesome writer hanya merangkak, bahkan mungkin tiarap. Ya Allah...

Siapa sangka foto itu digunakan pada aplikasi Al Qur'an. Aplikasi yang dipromosikan di sebuah akun seorang ulama. Akun yang kala itu awesome writer kunjungi dengan niat iseng. Ah, entahlah... Allah lah sebaik-baik Dzat yang memberikan petunjuk. Semoga ini sebagai sebuah pertanda baik dari Allah. 

Anyway, awesome readers, yakinlah, Allah pasti sediakan banyak momen yang buat hati kita jadi gerimis. Entah kita sadar atau tidak. Kitanya saja yang terlalu mustahil untuk notice dengan berbagai momen itu, saking banyaknya nikmat Allah. Ini belum lagi jika kita hitung pertemuan-pertemuan kita dengan beragam manusia yang membuat kita mengingat-Nya dengan cara yang indah. Ya Allah... 

Yah, begitulah... sudah ya... terlalu banyak ini curcolnya. Awesome writer jadi merasa zalim. Semoga bermanfaat ya dan semoga kita lebih peka dengan berbagai momen gerimis itu sehingga kita jadi hamba yang banyak bersyukur pada Ar Rahman Ar Rahim. 



PS: Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menganugerahi kita cinta sebesar cintanya Utsman radhiyallahu 'anhu terhadap Al Qur'an, ya awesome readers...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Credit: Kelly Sikkema on Unsplash

Assalamu'alaikum... hi awesome readers yang semoga senantiasa di rahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah, Rabb kita yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah, Rabb kita yang Maha Memelihara setiap hamba-hambaNya. 

Insya Allah, hari ini awesome writer ingin berbagi sesuatu yang ringan dengan para pembaca owsem sekalian, hehe. Ini sih sebenarnya cerita pribadi. Tapi, semoga tetap bisa meradiasikan manfaat terutama bagi yang menulis sendiri. Semoga yang ringan ini juga mampu membuat kita selalu melangitkan harapan-harapan kita pada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Lalu, apa nih yang ringan-ringan ini? Hoho... Insya Allah, awesome writer ingin berbagi tentang dua buah momen yang dihadiahkan Allah sehingga membuat hati ini rasanya jadi "gerimis". Naah... mari...

Tak Pernah Ada Maghrib Yang Lebih Sendu
Setiap manusia memiliki ujian. Entahkah ia adalah orang yang tidak beriman kepada Allah atau apalagi ia yang beriman kepada Allah. Secara sederhana, ujian bagi orang yang beriman sendiri bermanfaat untuk membuktikan jujurnya keimanan yang ia miliki. 

Oia... menurut yang awesome writer pernah pelajari, ujian bagi orang yang beriman itu bertingkat-tingkat sesuai dengan level keimanannya. Walaupun demikian, ada juga yang menarik dan harus menjadi bahan renungan, yaitu "Apakah itu benar ujian karena kita beriman kepada Allah ataukah justru itu adalah musibah akibat dosa-dosa yang kita lakukan?" Silahkan mengheningkan cipta masing-masing ya... 

Adapun awesome writer sendiri belum tahu secara pasti apakah itu ujian atau justru musibah. Tetapi, awesome writer berusaha untuk berprasangka baik pada Al Ghafur Ar Rahim. Secara... saya ini siapa sih... apalagi kalau mengingat betapa banyaknya khilaf saya... Namun, Dialah Allah, Rabb kita Yang Maha Penyayang dan begitu luas pintu-Nya dalam menerima taubat hamba-Nya. 

Baiklah... 

Singkat cerita, di dalam sebuah episode kehidupan paling curam (terjal dan menukik) yang pernah awesome writer hadapi, awesome writer rasanya sudah tidak kuat lagi dan segera saja ingin melarikan diri dari kenyataan. Tapi, inilah hidup, mau sekeras apapun kita berlari, pilihan paling pahlawannya tidak lain hanyalah dengan "menghadapinya". Lalu, mari kita selalu mematri di dalam sanubari firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:  

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ
Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).
(Q.S Asy Syura: 30)

Iyaa... musibah apapun yang menimpa kita yaa... akibat kesalahan kita sendiri. Yawis... mari kita insyafi, perbaiki, dan segera bertaubat kepada Allah. Lebih dari itu, ada yang lebih indah dari ayat di atas, yakni bahwa "Allah memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahan kita." Hmmm...

Awesome writer yang rasanya begitu putus asa akhirnya Allah beri petunjuk untuk "...yaudah gimana kalau aku melarikan diri saja ke masjid. Oiaa... ke masjid di dekat stadion itu saja. Masjid yang nyaman sekali itu." 

Tanpa ada ekspektasi apapun. Awesome writer segera menyalakan mesin motor dan mengenakan segala perlengkapan berkendara. Tancap gas! Satu tujuan! Masjid di dekat stadion. 

Awesome writer tiba saat menjelang shalat Maghrib. Maka, awesome writer segera saja mengambil air wudhu lalu menunggu di sana hingga adzan berkumandang kemudian shalatpun ditegakkan. 

Ketika shalat dimulai, imam membacakan surat Al Fatihah dengan indahnya. Imam terus melantunkan ayatnya hingga para jama'ah menyambutnya dengan bacaan "Aamiin". Sehingga, sang imam segera saja masuk ke surat lain setelah Al Fatihah. Tapi, siapa yang sangka??? Awesome writer sendiri tidak pernah menyangka dan menaruh harap apapun.

Tanpa dinyana atau di duga, sang imam membacakan potongan sebuah surat yang seketika membuat hati ini gerimis. Gerimis yang akhirnya berubah menjadi hujan lebat dan seketika menghapus segala kemarau di dalam hati. Hati ini terus Allah bebaskan dari kemarau panjang melalui lisan sang imam yang membacakan Q.S Al Baqarah dari ayat ke152 hingga ke 157. 

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.

وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ
Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadoarinya.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).

اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Ya Allah... mendengar ayat-ayat tersebut dibacakan, awesome writer membatin apakah telinga ini tidak salah mendengar? Telinga dan hati ini rasanya lebih gemetar ketika Allah sampaikan lisan sang imam pada ayat:  

اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).

Ya Allah... siapalah saya, siapalah kita awesome readers? Apalagi jika kita bandingkan diri kita dengan generasi terbaik setelah nabi dan rasul, jika kita bandingkan dengan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, 'Aisyah, dan yang lainnya radhiyallahu ta'ala 'anhum. Siapalah saya yang berhak mendapat hadiah ayat-ayat di atas dari Ar Rahman Ar Rahim... 

Tapi, Dialah Allah... Rabb yang ampunan, rahmat, dan kasih sayang-Nya begitu luas. Oleh karena itu awesome readers, mari kita terus berusaha untuk berprasangka baik pada Allah yang tiada Dzat yang paling mengharapkan kebaikan pada kita, kecuali Dia. Marilah kita terus melangitkan harapan-harapan terbaik kita pada-Nya. 


Ayoo semangat...
Insya Allah bersambung ke episode kedua yaa... 



PS: Buat kita yang seakan jatuh berdebam dari langit ke tujuh. Buat kita yang serasa disergap dan dibenamkan ke dalam palung bumi terdalam yang dalamnya tiada terkira. Atau kita yang seumpama dengan serabut dari buah kelapa. Ia dijambak dari buahnya agar dagingnya bisa dimanfaatkan menjadi minyak. Maka, semoga ayat ini selalu menerangi sanubari:

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Asy Syarh: 5-6) 



...bersama satu kesulitan, ada banyak kemudahan...


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About

Hi there!
I am Esy Andriyani
This is my personal blog. I endeavor to assemble miscellaneous notions and observations as a mere human being. Well, feel free! Serve yourself...

Let's Stay in Touch

Featured Post

Perpetual Rain

Labels

  • Awesome Tips (2)
  • Blog Insight (15)
  • Book Review (5)
  • Digital Media & Social Construction (13)
  • Freebies (1)
  • Miscellaneous (5)
  • Soliloquy (7)

Bloom Beautifully

Popular Posts

  • Al Baqarah 152-157
  • Tidak Akan Pernah Kenyang dari Al Qur'an
  • Watermelon, Carrot, Parsley Juice
  • Hanya Sebab
  • Free Quran Wallpapers 2020

Free Quran Wallpapers

Awesome Sites

  • Kisah Muslim
    Abu Malik al-Asy’ari - Kita akan berbicara tentang seorang sahabat yang bernama Ka’ab bin Ashim radhiallahu ‘anhu. Kun-yahnya Abu Malik. Ia berasal dari kabilah ... Selengkapnya...
    1 week ago
  • Muslim.Or.Id
    Hukum Basmalah Saat Memulai Wudu - Ada dua pendapat ulama tentang hukum membaca bismillah (basmalah) ketika memulai wudhu : The post Hukum Basmalah Saat Memulai Wudu appeared first on Musl...
    10 hours ago
  • Muslimah.Or.Id
    Mensyukuri Nikmat Allah - Bersyukur pada Allah tidak hanya saat kondisi baik, namun pada kondisi buruk sekalipun harus tetap bersyukur karena Allah masih memberi kita nikmat kehid...
    22 hours ago
  • Qur'anic Reflections
    A Fulfilment - الحمدلله الذي بنعمته تتم الصالحات By the grace and favour of Allāh upon me, I’ve successfully completed my Master’s Degree in ʿUlūm al-Qurʾān and Tafsīr....
    5 months ago
  • Radio Rodja
    Nasihat Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan - Nasihat Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan adalah Kajian bersama Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas pada hari Sabtu, 27 Sya’ban 1442 H / 10 April 2021 M. Cer...
    1 day ago
  • Rumaysho
    Keutamaan dan Catatan Mengenai Fikih Shalat Tarawih - Rumaysho.Com - Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat Ini bahasan menarik mengenai keutamaan Shalat Tarawih dan fikih shalat tarawih. Keutamaan Shalat Tarawih...
    3 days ago

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2020 (14)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ▼  May (3)
      • Dua Orang Nenek, Seorang Cucu, dan Pelajaran tenta...
      • Momen yang Buat Hati Kamu Jadi Gerimis Episode 2
      • Momen yang Buat Hati Kamu Jadi Gerimis Episode 1
  • ►  2019 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (9)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2016 (5)
    • ►  December (3)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)

Contact Form

Name

Email *

Message *

Created with by ThemeXpose