Pages

  • Home
  • About
  • Blog Insight
  • Awesome Tips
  • Soliloquy
  • Book Review
  • Freebies

Dancing Rain in the Autumn

Credit: Ellieelien on Unsplash
Ada harga yang harus kau bayar 
dalam sebuah perisa. 

Ada pula tanya pada setiap kecapnya. 

Maka, merunduklah dan tetaplah mengiba 
pada Rabb semesta alam raya 
agar kau bersabar dan bersyukur 
atas segala pemberian-Nya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sebagian besar orang gemar menyebut bakat dan kejeniusan sebagai kunci sukses dalam kehidupan. Bahkan, sebagian di antara mereka adalah orang tua kita sendiri.  Masih lekat dalam ingatan, nenek awesome writer sering meluncurkan petuah yang mengisyaratkan bahwa genius/ menjadi pintar merupakan titik sentral keberhasilan hidup dalam bidang apapun. 

Bahkan lebih dari itu, entah sadar ataukah tidak, kita kerap men-simplifikasi keberhasilan orang-orang dengan menandai mereka sebagai orang yang berbakat atau jenius. Padahal, apakah benar hanya sekadar berbakat dan jenius lantas seseorang bergaransi sukses? Memangnya kita tahu sudah berapa banyak hitungan jam yang telah dan terus mereka curahkan demi menyempurnakan keahlian mereka? 


Lalu coba kita renungkan, apakah benar orang yang tidak berbakat dan tidak jenius hanya akan terbuang?  Apakah mereka tidak berhak untuk menjadi orang yang sukses? Apakah benar mereka hanya akan ada di barisan paling burit di antara jajaran orang-orang "besar"? Angela Duckworth dalam bukunya ini berupaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Duckworth mendekonstruksi pemahaman kita yang selama ini terdistraksi oleh pandangan bahwa bakat dan kejeniusan merupakan pencetus kesuksesan. Ia kemudian mengajak kita untuk berpikir ulang bagaimana sebenarnya untuk meraih sukses dan kualitas apa yang seharusnya kita miliki.


Berdasarkan penelitian yang dinarasikan secara apik ini, Duckworth meyakinkan bahwa grit-lah yang justru menjadi tumpuan utama dalam meraih sukses. Mengapa demikian? Jawabannya karena di dalam grit (ketabahan) terkandung passion (gairah) dan persistence atau perseverance (kegigihan).

... passion is a compas ...
(Halaman 71)

Enthusiasm is common. Endurance is rare.
(Halaman 68)

Duckworth kemudian membagi bukunya dalam tiga babak besar. Babak besar pertama ia elaborasi menjadi lima bab. Babak besar kedua ia kembangkan menjadi empat bab. Selanjutnya, babak besar ketiga mirip seperti babak kedua diperinci dalam empat bab. 

Babak besar pertama bukunya banyak membahas tentang apa itu grit (ketabahan) dan mengapa hal itu begitu bernilai. Duckworth lantas menawarkan tabel perhitungan agar pembacanya bisa memperkirakan seberapa besar tingkat grit (ketabahan) mereka selama ini. Besaran ini pada dasarnya hanya sebagai sebuah gambaran. Gambaran yang pada ujung cerita bisa membuat kita bersyukur atau justru terus bersemangat agar tak lelah dalam "membangun" diri. 

Sementara itu, pada babak besar kedua dan ketiga, pembaca disuguhi pembahasan tentang bagaimana menumbuh kembangkan grit (ketabahan). Ketabahan menurutnya dapat dikembangkan dari inside out dan outside in. 

Menurut Duckwort menyemai ketabahan dari inside out terdiri dari empat hal, yakni interest (ketertarikan), practice (latihan), purpose (tujuan), dan hope (harapan). Pada pembasan ini, Duckworth banyak memberi penekanan pada deliberate practice (berlatih dengan sengaja) setiap hari. Hal ini sebagai bentuk konfigurasi nyata dari grit (ketabahan). Latihan yang dilakukan secara sengaja inilah yang kemudian memainkan peran besar dalam tumbuh kembang ketabahan.

... deliberate practice as significantly more effortful, and significantly less enjoyable ...
(Halaman 153)

"Dancing appears glamorous, easy delightful. But the path to the paradise of that achievement is not easier than any other. There is fatigue so great that the body cries even in its sleep."
(Martha Graham dalam Duckworth, 2019: 153)

Latihan yang dilakukan dengan sengaja setiap hari ini sungguh jauh dari kata mudah, kecuali mereka yang dirahmati dan ditolong oleh Allah. Apalagi jika apa yang kita perjuangkan adalah perkara yang mendekatkan diri kita pada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Tetapi kabar baiknya, semakin besar ujian yang kita hadapi saat latihan, maka besaran kontribusi positif pada ketahanan kita dalam menghadapi ujian kehidupan yang lain juga akan semakin besar. Otak kita yang plastis cenderung lebih responsif pada hantaman ujian yang keras. Hantaman keras ini kemudian menyediakan pola bagi otak dan diri kita  sehingga kita menjadi orang yang lebih tegar, tabah, dan gigih di kemudian hari (Duckworth, 2019: 228-232).

Lebih dari itu, ketika kita akhirnya mampu mencapai tangga kemahiran setelah puluhan ribu jam melakukan deliberate practice yang menyakitkan, setelah berjuang mengenyampingkan hawa nafsu kita, maka di sanalah kita akan menemukan utter delight/ kebahagiaan penuh (Sadary dalam Attaining Excellence). 

Perenang berbahagia sebagaimana ketika ia berenang, pelari berbahagia sebagaimana ketika ia berlari, atau penghafal Al Qur'an yang berbahagia sebagaimana ketika mereka semakin dekat dengan ayat-ayat Rabbnya. Mereka mencintai apa yang mereka lakukan (perjuangkan). Perbaikan yang kita peroleh dari hari ke hari, walaupun sedikit, pada gilirannya menorehkan rahmat/ keberkahan. 

Sementara itu, menurut Duckworth untuk menyemai grit (ketabahan) dari outside in sangat dipengaruhi oleh faktor orang tua, teman, dan lingkungan kita. Walaupun, akan selalu ada pengecualian dalam setiap kasus. Ini karena tidak setiap teladan grit (ketabahan) selalu memiliki, misalnya, orang tua yang bijaksana yang mendorong mereka agar bermental juara. Tetapi, menurut awesome writer di sinilah bentuk rahmat Allah karena ini menandakan bahwa sebenarnya setiap orang berpotensi menjadi teladan grit (ketabahan).

Duckworth akhirnya memungkas bukunya dengan menawarkan diskusi menarik mengenai apakah hanya ketabahan saja yang menjadi pondasi kunci dalam kesuksesan? Apakah ada faktor lain yang bisa kita pertimbangkan?  Ia juga mendiskusikan tentang beberapa hal lain yang sering sekali ditanyakan padanya terkait Grit. 

Nature matters and so does nurture.
(Halaman 95)

Buku ini pada dasarnya awesome writer temukan, atau yang lebih tepat, Allah mempertemukan buku ini dengan awesome writer di kala diri ini sangat membutuhkan asupan motivasi intrinsik. Sehingga, awesome writer harus banyak bersyukur kepada Allah karena telah mempertemukan awesome writer dengan buku "yang baik". Semoga Allah memudahkan awesome writer untuk mengamalkan hal-hal baik di dalamnya terutama agar semakin bertakwa kepada Allah.

(Doa yang sama untuk kalian, awesome readers, 
dan seluruh kaum Muslimin. 
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala 
memudahkan kita untuk bertakwa kepada-Nya)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Credit: Averie Woodard on Unsplash
Karena menahan diri dalam repetisi itu problematis. 

Maka, kalaulah bukan karena rahmat 
dan pertolongan Allah, 
mencapai kualitas itu selamanya berujung mistis.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About

Hi there!
I am Esy Andriyani
This is my personal blog. I endeavor to assemble miscellaneous notions and observations as a mere human being. Well, feel free! Serve yourself...

Featured Post

Perpetual Rain

Labels

  • Awesome Tips (2)
  • Blog Insight (15)
  • Book Review (6)
  • Digital Media & Social Construction (13)
  • Freebies (2)
  • Miscellaneous (6)
  • Soliloquy (7)

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2021 (3)
    • ►  September (2)
    • ►  January (1)
  • ▼  2020 (14)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ▼  July (3)
      • Soliloquy: Harga Sebuah Perisa
      • Book Review: Grit
      • Soliloquy: Menahan Diri Dalam Repetisi
    • ►  June (5)
    • ►  May (3)
  • ►  2019 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
  • ►  2018 (9)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (6)
    • ►  December (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2016 (5)
    • ►  December (3)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)

Bloom Beautifully

Popular Posts

  • Al Baqarah 152-157
  • Tidak Akan Pernah Kenyang dari Al Qur'an
  • Watermelon, Carrot, Parsley Juice
  • FREE QURAN WALLPAPERS 2021
  • Book Review: Things Left Behind
  • Dititipi
  • Perpetual Rain

Free Quran Wallpapers

Awesome Sites

  • Kisah Muslim
    Abu Sufyan bin Harb Mertua Rasulullah - Abu Sufyan bin Harb al-Qurasyi al-Umawi. Ia memeluk Islam pada penaklukkan Kota Mekah. Dan setelah itu ia menjadi muslim yang ... SelengkapnyaAbu Sufyan...
    1 week ago
  • Muslim.Or.Id
    Serial Fikih Muamalah (Bag. 15): Mengenal Khiyar Majelis dan Pengaruhnya terhadap Akad Jual Beli - Di antara aturan dasar Islam mengenai jual beli yang harus diperhatikan baik oleh penjual maupun oleh pembeli adalah hak khiyar. Dalam bisnis, khiyar men...
    12 hours ago
  • Muslimah.Or.Id
    Ketentuan-Ketentuan Umum Dalam Berdandan Bagi Wanita, bag. 1 - Fitrah wanita adalah menyukai kecantikan, perhiasan dan semacamnya. Namun wahai saudari muslimah, ada beberapa peringatan ketentuan umum yang wajib kita ...
    4 weeks ago
  • Qur'anic Reflections
    A Meeting With Allāh - All great appointments require preparation. When Allāh promised Musa a.s. a meeting to speak to him directly and to bestow upon him the Tawrāh, He appoi...
    7 months ago
  • Radio Rodja
    Khutbah Jumat: Memperbanyak Amal Shalih di Bulan Rajab - Khutbah Jumat: Memperbanyak Amal Shalih di Bulan Rajab ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Mas...
    3 days ago
  • Rumaysho
    Buku Gratis: 20 Kiat Bersabar Ketika Disakiti (Versi Ringkas) - Rumaysho.Com - Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat Ada saja gangguan dari yang lain, bahkan dari orang terdekat kita. Tugas kita adalah BERSABAR. Rumaysho...
    13 hours ago

Contact Form

Name

Email *

Message *

Total Pageviews

Created with by ThemeXpose